30 Nov. 2012

Inspirasi kisah cinta nyata •❤•




 
sampai detik ini ..cinta suci yang sempurna sejati penuh inspiras ..

menginspirasikan jutaan manusia dmuka bumi ini ..

saya rasa semua ingin seperti beliau,begitu juga saya ..bersama paSangan saya kelak nantinya  "hanya maut yang memisahkan "

siapa yang melihatnya pasti merasakan ...

cinta yang menyatukan semua ...

cinta yang memisahkan semua ..

dengan cinta semua kn kembali kepadaNYA



17 Nov. 2012

Perencanaan Bisnis



BAB I
PENDAHULUAN
            Perencanaan bisnis merupakan satu langkah strategis bagi pencaaian tujuan suatu organisasi secara menyeluruh. Pesan-pesan bisnis yang terencana dengan baik mempermudah pencapaian tujuan komunikasi. Makalah ini akan menjelaskan tentang perencanaan pesan-pesan bisnis yang difokuskan pada perencanaan pesan-pesan bisnis secara tertulis
Perencanaan pesan bisnis adalah proses komposisi penyusunan pesan bisnis. Proses itu sendiri terdiri dari perencanaan tujuan audiens, ide, saluran ; pengorganisasian ide; membuat draf, merangkai kata / kalimat/ paragraph; dan merevisi.Tujuan dalam perencanaan bisnis harus dievaluasi apakah tujuan realistis, waktu tepat, dan dapat diterima. Tujuan juga harus diuji apakah sesuai dengan kemampuan, ketepatan waktu dan orang, dan selaras dengan tujuan organisasi.
            Untuk membuat perencanaan bisnis yang baik komunikator perlu melakukan analisis audiens. Caranya aadalah dengan mengembangkan profil audiens dan menganalisa pemuasan konsumen. Komunikator mengantisipasi rekasi audiens, memperkirakan jumlah, mengetahui hubungan komunikator dengan audiens apakah kenal atau tidak. Untuk pemuasan audiens komunikator perlu mengetahui kebutuhan informasi audiens. Pemuasan juga bisa dilakukan dengan motivasional dengan pendekatan argumentasi, rasional, dan emosi audiens. Pemuasan emosional digunakan untuk mengubah perilaku audiens. Akan tetapi ada hambatan yaitu audiens cederung tidak mau berubah untuk hal baru.
            Penentuan ide pokok untuk menemukan cara mencapai tujuan tertentu bisa dilakukan dengan brainstorming. Brainstorming dilakukan melalui beberapa cara : story teller tour, random list, CFR (Conclusion Finding Recommendation)Worksheet, question and answer chain, dan journalist approach.Dalam seleksi saluran perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu tingkat kepentingan, formalitas, kompleksitas,kerahasian, emosi, biaya, dan harapan audiens.
            Saluran lisan memiliki kelebihan cepat mendapat feedback dan menyampaikan pesan, audiens merasa nyaman, reaksi audiens terbaca, dan ekonomis. Bentuk saluran lisan adalah percakapan, wawancara, diskusi, seminar, lokakarya, pelatihan, pidato, dan presentasi. Saluran lisan informal itu tidak terstruktur tapi ide lancer. Saluran lisan formal terjadi saat RUPS, presentasi, dan penganugerahan. Alat Bantu yang digunakan adalah film, video, rekaman, LCD, dan slide.
Saluran tulisan memiliki kelebihan yaitu lebih teratur karena komunikator sempat merencanakan dan mengendalikan isi pesan. Bentuknya adalahsurat, memo, dan proposal.Setelah Memperoleh gambaran mengenai berbagai macam bentuk saluran komunikasi baik formal maupun informal langkah berikutnya adalah melakukan perencanaan pesan-pesan bisnis, yang mencakup pesan yang tertulis maupun lisan.
            Perencanaan bisnis merupakan satu langkah strategis bagi pencaaian tujuan suatu organisasi secara menyeluruh. Pesan-pesan bisnis yang terencana dengan baik mempermudah pencapaian tujuan komunikasi. Makalah ini akan menjelaskan tentang perencanaan pesan-pesan bisnis yang difokuskan pada perencanaan pesan-pesan bisnis secara tertulis








BAB II
PEMBAHASAN
PERENCANAAN PESAN BISNIS
1.      PROSES PENYUSUNAN PESAN BISNIS
 Dalam organisasi bisnis, berbagai kegiatan komunikasi terjadi setiap hari, baik lisan maupun tertulis. Mulai dari kegiatan komunikasi yang sangat sederhana sampai pada kegiatan komunikasi yang rumit dan kompleks. Misalnya, membuat memo, merevisi draft surat, mengetik e-mail, membuat laporan, menyiapkan surat tanggapan atas keluhan pelanggan, membuat surat perjanjian, dll. Semua kegiatan komunikasi itu saling bersaing untuk memperoleh perhatian [enerima. Oleh karena itu, pesan bisnis di upayakan selalu lebih menarik dibandingkan yang lain atau lebih baik dibandingkan sebelumnya.
            Menyusun pesan bisnis yang menarik perhatian, mudah dibaca, dan mudah dipahami merupakan kreatifitas. Namun demikian, tujuan penyusunan pesan bisnis bukanlah agar penerima terpesona akan pengetahuan dan kreativitas pengirim. Pesan bisnis yang dibuat hendaknya tetap berpusat pada penerima dan memiliki tujuan yang jelas.
            Agar pesan bisnis efektif, diperlukan pemahaman terhadap proses penyusunan pesan bisnis. Proses penyusunan pesan bisnis bersifat fleksibel. Tidak ada proses penyusunan pesan bisnis yang terbaik. Walaupun demikian, sejumlah langkah umum dalam menyusun pesan bisnis yang efektif perlu diperhatikan. Proses penyusunan pesan bisnis umumnya terdiri atas 3 (tiga) tahapan sederhana, yaitu :
a.       Perencanaan pesan
Dalam tahap ini, ditentukan hal-hal yang mendasar dari suatu pesan yang akan dikomunikasikan. Secara rinci, tahap perencanaan tersebut meliputi :
-          Penentuan tujuan
-          Analisis audiens
-          Penentuan ide pokok
-          Pemilihan saluran dan media

b.      Penyusunan pesan
Setelah tahap perencanaan, selanjutnya ide/gagasan dituangkan ke dalam pesan tertulis. Pengorganisasian dan penyusunan dokumen dimulai dari penyusunan kata-kata, kalimat, paragraph, serta memilih ilustasi yang akan digunakan untuk mendukung ide/gagasan.
Tahap itu meliputi 2 (dua) kegiatan, yaitu :
-          Mengorganisasikan pesan
-          Memformulasikan pesan
c.       Revisi pesan
Pesan yang telah disusun dikaji ulang untuk memastikan apakah ide/gagasan yang diungkapkan sudah memadai. Pemeriksaan lebih detail juga dilakukan atas format penulisan, tanda baca, dan tata bahasa.
Berbagai kegiatan pada tahap revisi pesan adalah :
-          Menyunting pesan
-          Menulis ulang
-          Memproduksi pesan
-          Mencetak pesan

Perkiraan pembagian waktu yang dialokasikan pada masing-masing tahap proses penyusunan pesan bisnis adalah merencanakan pesan 40%, menyusun draft dasae 20%, dan merevisi 40% dari waktu total.[1]

2.      PENENTUAN TUJUAN PESAN BISNIS

Pesan bisnis  dapat menciptakan nilai tambah bagi perusahaan. Pesan-pesan yang disampaikan kepada pihak lain hendaknya mampu menjaga dan meningkatkan citra perusahaan. Untuk dapat menciptakan goodwill, setiap pesan bisnis hendaknya memiliki tujuan yang jelas, dapat diukur, dan tidak bertentangan dengan tujuan organisasi.
Ada tiga tujuan umum komunikasi bisnis, yaitu :
-          Memberi informasi
-          Membujuk atau persuasi ; dan
-          Melakukan kerja sama atau kolaborasi.
Masing-masing tujuan tersebut akan menentukan tingkat partisipas penerima dan tingkat pengendalian pengirim.
            Jika hanya bertujuan memberikan informasi, akan diperlukan sedikit saja partisipasi komunikan, dan kendali pesan sepenuhnya berada pada komunikator. Pesan yang bersifat persuasive akan memerlukan partisipasi komunikan dan interaksi yang lebih tinggi, serta pengendalian pesan yang tidak sepenuhnya berada pada komunikator. Sementara jika pesan bisnis bertujuan menjalin kerja sama, akan diperlukan partisipasi maksimum dan komunikan dan kendali komunikator terhadap isi pesan yang lebih rendah.
            Pesan yang dibuat tidak aka nada gunanya apbila gagal mencapau tujuan. Oleh karena itu, tujuan pesan bisnis hendaknya realistis dan tidak bertentangan dengan tujuan perusahaan (organisasi).

3.      ANALISIS AUDIENS

Setelah tujuan bisa ditetapkan dengan baik, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis audiens. Sasaran atau target utama dari setiap komunikasi adalah penerima atau audiens. Oleh karena itu, analisis terhadap audiens sangat perlu dilakukan. Audiesn salam studi komunikasi bisa individu ataupun organisasi. Audiens biasanya memiliki pemahaman yang berbeda-beda atas pesan yang mereka terima.
a.       Mengembangkan  profil audiens
Analisis terhadap audiens yang sudah dikenal biasanya relative lebih mudah dilakukan tanpa harus melalui penelitian yang rumit. Demikian juga, reaksi atas pesan yang dikirimkan kepada orang yang sudah dikenal pada umumnya bisa diperkirakan. Contoh audiens yang sudah dikenal adalah atasan, rekan sekerja, pelanggan lama, dan pemasok lama.
            Apabila audiens belum dikenal, maka petunjuk berikut bisa dipergunakan untuk membantu melakukan analisis.[2]
Analize            siapa pihak penerima pesan?
Understand     bagaimana pengetahuan penerima mengenai subjek?
Demographics berapa umur, jenis kelamin, pendidikan penerima?
Interest            apa yang menarik perhatian penerima?
Environment   apakah penerima bersahabat atau bermusuhan?
Needs              informasi apa yang diperlukan penerima?
Customize       bagaimana pesan yang diperlukan?
Expectation     apa yang dihadapkan penerima?

b.      Mengenali penerima primer
Apabila penerima terdiri dari beberapa orang, perlu dikenali orang-orang terpenting yang berpengaruh atau bertindak sebagai pengambil keputusan. Namun, adakalanya justru orang yang berkedudukan rendah yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan tertentu.
c.       Menetapkan Jumlah dan Komposisi audiens
Jumlah penerima juga mempengaruhi pesan bisnis. Menulis pesan bisnis yang ditujukan hnaya kepada satu orang akan berbeda dengan pesan bisnis yang akan ditujukan kepada banyak orang. Gaya penulisan, format dan bahasa pesan yang dituju kepada orang banyak cenderung lebih formal.
d.      Mengukur Tingkat Pemahaman Audiens
Apabila penerima memiliki latar belakang yang sama dengan pengirim, maka pada umumnya mereka dianggap memiliki pemahaman yang relative sama terhadap suatu pesan. Dalam keadaan demikian, pengirim tidak perlu melakukan usaha-usaha tertentu untuk memberikan pemahaman kepada penerima. Namun apabila penerima memiliki latar velakang yang berbeda, maka pengirim harus siap untuk memberikan penjelasan-penjelasan tanpa rasa bosan agar tidak terjadi kekeliruan interpretasi.
e.       Memperkirakan reaksi penerima
Cara mengorganisasikan pesan sangat tergantung pada reaksi yang diperkirakan akan dilakukan oleh penerima. Untuk menghindari kritik dan perdebatan, pesan bisnis sebaiknya dilengkapi dengan argumentasi yang didukung dengan bukti-bukti yang cukup dan penjelasan yang memadai, serta diakhiri dengan simpulan dan rekomendasi.

f.       Memenuhi kebutuhan informasi audiens
Pesan yang baik akan mampu memenuhi semua pertanyaan penerima, memenuhi kebutuhan informasi penerima merupakan salah satu kunci sukses pesan bisnis, ada lima pedoman yang perlu diperhatikan agar pesan bisnis mampu memenuhi kebutuhan informasi audiens, yaitu :
1.      Temukan apa yang ingin diketahui audiens
Tidak semua audiens pandai mengungkapkan apa yang ingin diketahuinya. Cobalah menggali keinginan audiens dengan melakukam pertanyaan ulang yang lebih spesifik untuk menghindari keragu-raguan.
2.      Antisipasi pertanyaan yang tidak diungkapkan.
Informasi tambahan yang releva perlu diberikan untuk mengantisipasi kebutuhan informasi yang tidak disadari oleh audiens. Hal itu akan menimbulkan kesan baik karena audiens memperoleh informasi yang lebih luas dari harapannya.
3.      Berikan semua informasi yang diperlukan oleh audiens.
Ujilah kelengkapan pesan yang dikirim dengan berpedoman pada W+1H
4.      Pastikan bahwa informasi yang diberikan akurat
Dalam bisnis, ketepatan informasi harus dipastikan terlebih dahulu sebelum membuat komitmen tertulis. Kaji ulang tanggal, jadwal, asumsi, perhitungan matematika, atau keuangan untuk memastikan keabsahannya.
5.      Tekankan gagasan yang paling menarik bagi audiens
Diantara beberapa gagasan yang disampaikan, lakukan penekanan pada gagasan yang paling menarik perhatian audiens.

g.      Memuaskan kebutuhan emosional dan praktis audiesns.
Pesan yang bertujuan membujuk dan bekerja sama seringkali gagal mengubah keyakinan atau perilaku audiens. Kegagalan itu bisa disebabkan oleh pesan yang menyajikan informasi yang tidak diperlukan, alasan dikemukakan tidak rasional, dan terlalu panjang atau tidak menarik untuk dibaca.

Untuk mencapai tujuan komunikasi, diupayakan agar pesan bisnis menggunakan pendekatan emosional audiens, terstruktur, rasional, serta disusun dengan format yang menarik.


4.      PENENTUAN IDE POKOK
Penentuan ide pokok memerlukan pengalaman dan kreativitas. Ada tiga teknik atau cara yang dapat dipergunakan untuk menentukan ide pokok :
a.       Brainstorming
Yaitu penentuan ide pokok dengan membiarkan pikiran mencari berbagai kemungkinan ide pokok secara leluasa. Ide yang diperoleh dengan cara tersebut akan lebih bervariatif, baru, dan orisinil.
b.      Petunjuk atasan,
Dalam organisasi yang menganut system senioritas, para pelaksana cenderung meminta petunjuk atasan dalam menentukan ide pokok.
c.       Kebiasaan
Untuk situasi yang relative sama atau kejadian yang berulang-ulang, biasanya dikembangkan ide pokok tertentu yang relative sama. Penentuan ide pokok dilakukan berdasarkan kebiasaan.

5.      PEMILIHAN SALURAN DAN MEDIA
Saluran komunikasi terdiri atas saluran komunikasi lisan (oral communication) dan tertulis (written communication). Masing-masing saluran memiliki beberapa jenis media. Media yang dimaksud disini adalah alat atau sarana yang digunakan untuk memindahkan pesan dari pengirim ke penerima.
a.       Saluran komunikasi lisan
Saluran lisan dapat digunakan apabila :
-          Diperlukan umpan balik secara langsund dari penerima
-          Pesan relative sederhana dan mudah dimengerti
-          Tidak memerlukan catatap permanen
-          Penerima dapat dikumpulkan dengan mudah dan ekonomis
-          Ingin mendorong interaksi untuk pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
Dalam aktivitas komunukasi yang melibatkan audiens yang lebih banyak, biasanya digunakan media kelompok atau public, misalnya seminar, rapat dan konferensi yang diselenggarakan di suatu tempat yang lebih luas dengan bantuan peralatan audio visual jarak dekat maupun jarak jauh. Sementara dalam komunikasi massa, biasanya digunakan media elektronik seperti radio, film, televise, dll.
b.      Saluran komunikasi tertulis
Saluran komunikasi tertulis tepat digunakan bila :
-          Tidak diperlukan umpan balik secara langsung dari penerima
-          Pesan terinci dan kpmpleks
-          Memerlukan perencanaan yang seksama
-          Memerlukan catatan permanen
-          Penerima dalam jumlah banyak
-          Penerima sulit dijangkau karena tersebar secara geografisingin meminimalkan peluang distorsi
Kelebihan dari saluran komunikasi tertulis adalah adanya kesempatan bagi para komunikator untuk merencanakan dan mengendalikan pesan. Kekurangannya adalah umpan balik secara langsung yang tidak bisa diperoleh dalam waktu cepat.

Media pada saluran lisan
Media pada saluran tertulis
·         Percakapan tatap muka
(pidato, seminar, konferensi)
·         Surat, memo, laporan, proposal
·         Telepon, voice mail
·         E-mail, SMS
·         Radio, televise, computer
·         Komputer
·         Pita audio dan video
·         Faks
·         Teleconference
·         Telegram
·         Video conference
·         Pos biasa dan khusus



c.       Kekayaan Media
Kekayaan media adalah nilai dari media dalam situasi komunikasi. Kekayaan ditetapkan oleh kemampuan media untuk menyampaikan pesan dengan memakai lebih dari satu isyarat, memudahkan umpan balik, dan menetapkan focus pribadi.[3]

            Komunikasi tatap muka adalah media yang paling kayak arena bersifat pribadi, menyediakan umpan balik verbal dan verbal secara langsung dan menyampaikan emosi dibalik pesan.namun tatap muka juga merupakan salah media yang paling terbatas karena penerima dan pengirim pesan harus berada di satu tempat yang sama saat berkomunikasi.keterbatasan itu dapat diatasi dengan penggunaan teknologi maju berupa teleconference.
Media yang paling kaya digunakan untuk mengirimkan pesan nonrutin yang bersifat kompleks. Media kaya digunakan untuk menyampaikan kepedulian dan memperoleh komitmen. Gunakan media yang lebih miskin untuk menyampaikan pesan rutin dan sederhana. Media paling miskin digunakan apabila umpan balik tidak terlalu penting.














PENGORGANISASIAN PESAN BISNIS

1.      MENGORGANISASIKAN PESAN BISNIS

Komunikasi yang tidak diorganisasikan dengan baik bermasalah dalam isi,pengelompokan dan urutan butir – butir pesan.pesan yang tidak diorganisasikan dengan baik akan sulit dipahami dan dapat berakibat adanya rasa frustasi pada penerima.
Hal-hal berikut bisa menyebabkan tidak baiknya pesan bisnis :
a.       Bagian awal terlalu panjang (bertele-tele)
Bagian awal yang terlalu panjang akan menyulitkan penerima dalam memahami ide pokoknya. Terlebih lagi apabila ide pokok disajikan terlalu ringkas.
b.      Memasukkan hal-hal yang tidak relevan dan tidak logis.
Hal-hal yang tidak relevan dan tidak logis hanya akan memperpanjang pesan bisnis, membuang waktu, dan mengaburkan pesan pokok.
c.       Informasi penting terlupakan
Informasi penting sering terlupakan karena perhatian terpusat pada penyajian ide-ide pendukung atau pelengkap.
d.      Pengelompokan dan urutan pesan tidak menunjukkan satu kesatuan yang logis.
Butir-butir pesan bisnis yang tidak dikelompokkan dengan baik dan tidak disajikan secara kronologis bisa membingungkan penerima. Butir pesan seolah terlepas dan sulit dikaitkan satu sama lain.
            Tujuan pesan bisnis adalah pemahaman penerima, bukan semata-mata menghasilkan pesan bisnis. Oleh karena itu, mengorganisasikan pesan dengan baik akan mempercepat dan meningkatkan efisiensi penyusunan pesan. Pesan yang diorganisasikan  dengan baik akan menerima beberapa manfaat, diantara lain (1) Membantu audiesn memahami pesan, (2) membantu audiens menerima pesan, (3) Menghemat waktu audiens dan  (4) menyederhanakan tugas komunikasi.[4]

Mengorganisasikan pesan dengan baik dapat dilakukan dengan tiga langkah berikut :

1.      Menetapkan ide/ gagasan pokok.
Semua pesan bisnis memiliki tujuan umum dan tujuan spesifik. Setiap pesan bisnis memiliki satu ide/ gagasan pokok. Ide/ gagasan pokok merupakan inti atau tema sentral pesan.
2.      Mengelompokkan ide/gagasan
Ide pokok biasanya didukung oleh beberaoa ude pendukung. Dalam menyiapkan pesan yang panjang dan kompleks, pembuatan diagram skematis atau kerangka akan membantu membayangkan hubungan antara bagian-bagian pesan.
3.      Memutuskan pola atau pendekatan urutan gagasan
Setelah menetapkan ide pokok dan mengelompokkan ide, perlu diputuskan pola atau pendekatan yang dipergunakan dalam menentukan urutan penyajian ide/gagasan. Terdapat 2 pola atau pendekatan yang dapat digunakan, yaitu :
a.       Pendekatan deduktif atau langsung (direct approach)
Merupakan pola urutan penyajian ide dimana ide pokok ditempatkan di bagian awal, baru kemudian diikuti ide-ide pendukung atau argumentasi atau bukti-bukti. Pendekatan itu dipergunakan apabila penerima pesan diperkirakan akan bereaksi netral atau merasa senang saat menerima pesan tersebut.
b.      Pendekatan induktif atau tak langsung (indirect approach)
Pada pendekatan ini, argumentasi atau bukti-bukti pendukung disajikan dibagian awal diikuti ide pokok. Pendekatan induktif dipergunakan untuk pesan-pesan yang diperkirakan bisa menimbulkan reaksi negative atau untuk berita yang tidak menyenangkan atau penerima diperkirakan menolak gagasan yang disampaikan atau kemudian bersifat skeptic.

Kedua pendekatan tersebut bisa dipergunakan dalam sebuah pesan singkat (informal) maupun pesan panjang (formal).



Berdasarkan reaksi audiens, terdapat empat bentuk organisasi pesan bisnis, yaitu :

1.      Direct request (permintaan langsung), adalah pesan yang penyampaiannya langsung pada poin yang dituju, dapat berbentuk surat dan memo. Misalnya, membuat surat penawaran kepada audiens yang tertarik dan memiliki hasrat tinggi terhadap suatu produk. Permintaan langsung sebaiknya menggunakan pendekatan langsung.
2.      Pesan rutin, good news atau good will, adalah pesan atau informasi yang disampaikan secara rutin yang merupakan bagian dari bisnis tetap. Penerima pesan rutin pada umumnya bersikap netral. Good news atau good will adalah berita baik yang menimbulkan reaksi positif dari penerima.
3.      Bad news, adalah pesan-pesan yang tidak menyenangkan dan berpotensi menimbulkan kekecewaan.misalnya penolakan lamaran kerja,penolaka kredit,penurunan pangkat dan rasionalisasi pekerjaan. Pesan seperti ituu baiknya menggunakan pendekatan tidak langsung. Inti pesan dibuat dengan bahasa yang halus dan tidak ditempatkan dibagian awal.
4.      Pesan persuasive, pesan ini bertujuan untuk membujuk dan penerima tidak tertarik pada pesan tersebut.ada kemungkinan penerima akan bereaksi negative. Oleh karena itu sebaiknya pesan disusun dengan pendekatan tak langsung.

2.      MEMFORMULASIKAN PESAN BISNIS

2.1.Mengendalikan gaya dan nada
Kemampuan penggunaan bahasa dapat menunjukkan kualitas pribadi dan cirri khas seseorang. Gaya yang jelas, ringkas, dan benar yang secara tata bahasa dipadukan dengan norma-norma kelompok atau organisasi akan mencerminkan gaya organisasi. Setiap organisasi pada umumnya memiliki gaya tersendiri dan menggunakan kosa kata tertentu yang cenderung sama.
Untuk mencapai nada yang hangat dan praktis, hendaknya tidak terlalu ditunjukkan keakraban atau keintiman, humor digunakan dengan sangat hati-hati, tidak berkhotbah, dan tidak menggunakan bahasa berlebihan agar tidak terkesan sombong.
Komunikasi yang efektif memegang peranan penting dalam bisnis. Komunikasi bisnins tertulis dikatakan efektif apabila memenuhi karakteristik sebagai berikut (Quible, et. All, 1996: 27) :

1.      Courtesy (sopan santun)
Nada sopan dan santun akan membuat penerima merasa dihargai dan dihormati. Penggunaan kata-kata berkonotasi positif, tidak membedakan jenis kelamin, dan permohonan maaf yang tulus akan meningkatkan citra komunikator.
2.      Correctness (tepat/benar)
Tidak terdapat kesalahan dalam penulisan, format, tanda baca, penggunaan kata, ejaan dan tata bahasa. Penggunaan kata-kata dan istilah (jargon) yang tidak familiar akan membingungkan para audiens
3.      Conciseness (ringkas)
Menggunakan kata, kalimat, dan paragraph yang relevan secara ringkas. Tidak menggunakan kata-kata yang mubazir serta tidak mengulang kata yang dirasa tidak terlalu perlu atau penting. Penggunaan kalimat aktif diutamakan karena lebih mantap, ringkas, dan secara umum lebih mudah dipahami.
4.      Clarity atau clearness
Kata-kata mudah dimengeti hanya dengan sekali baca dan tidak menimbulkan keraguan. Kalimat-kalimat tidak terlalu panjang dan bertalian secara logis (koherens)
5.      Concreteness (tepat)
Tidak menimbulkan kesalahan interpretasi karena disajikan secara spesifik dan tidak biasa.
6.      Completeness (lengkap)
Memberikan informasi lengkap sesuai kebutuhan dan keinginan penerima. Informasi yang tidak lengkap bisa mengakibatkan kerugian (misalnya, gagal penjualan, rugi waktu, pengembalian barang dsb.)




2.2.Mengembangkan paragraph yang logis
Paragraph adalah kumpulan dari kalimat yang berhubungan dengan satu topic umum. Paragraph umumnya terdiri atas tiga unsure, yaitu kalimat topic, kalimat pendukung topic dan unsure peralihan.
Paragraf bisa dikembangkan dengan banyak cara. Terdapat lima teknik yang paling umum dipergunakan untuk mengembangkan paragraph yaitu :
1.      Ilustrasi : mengembangkan paragraph menggunakan ilustrasi atau contoh-contoh yang dapat memperjelas ide pokok.
2.      Perbandingan atau kontras : mengembangkan paragraph dengan menguraikan persamaan dan perbedaan.
3.      Sebab akibat : mengembangkan paragraph dengan teknik sebab akibat dan memusatkan uraian pada alasan-alasan mengenai sesuatu.
4.      Klasifikasi : menngembangkan paragraph dengan memecah ide umum menjadi beberapa kategori spesifik.
5.      Masalah dan penyelesaian : mengembangkan paragraph dengan menyajikan suatu masalah dan lemudian membahas penyelesaiannya.












BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
            Komunikasi bisnis adalah proses pertukaran pesan atau informasi untuk mencapai efektivitas dan efisiensi produk kerja di dalam struktur dan sistem organisasi. Dalam kegiatan komunikasi bisnis, pesan hendaknya tidak hanya sekedar informatif tetapi juga haruslah Persuasif, agar pihak lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan atau melakukan suatu perbuatan atau kegiatan.

            Di era globalisasi ini, tantangan seorang manajer di masa depan relatif akan semakin sulit, karena dunia bisnis menghadapi lingkungan persaingan yang cenderung semakin turbulen. Para manajer perlu membekali diri dengan keterampilan lintas budaya, berupa kemampuan berinteraksi dengan berbagai ragam budaya, gaya manajemen / bisnis bangsa lain, maupun kerjasama tim, baik intern maupun dalam suatu aliansi strategis dengan mitra bisnis. Disini peran komunikasi bisnis menjadi semakin sangat penting, yaitu kemampuan membaca, menafsirkan laporan dan informasi dari lingkungan. Disamping menyampaikan gagasan, baik lisan maupun tertulis secara sistematik.
            Di era e-bisnis, Komunikasi berkembang menjadi suatu bisnis tersendiri. Perkembangan sistim informasi dan teknologi mempercepat proses Globalisasi dan memberikan peluang bagi dunia usaha di Indonesia untuk mengembangkan usahanya, melalui berbagai kesempatan menjalin relasi bisnis, pemasaran produk ataupun lainnya. Melalui e-bisnis, transaksi bisnis telah dilakukan melintasi batas demi batas dan zona waktu yang hampir pada saat yang bersamaan.Aktivitas e-bisnis di Indonesia, merupakan tantangan tersendiri bagi para manajer untuk mengkomunikasikan bisnisnya kepada masyarakat yang mayoritas skeptis terhadap sistem penjualan on line melalui perbaikan sistem, pemupukan tingkat kepercayaan masyarakat serta pemberian edukasi yang berkesinambungan.



[1] Vik dan Gilsdorf dalam Haryani, 2010 : 87
[2] Bovee and Thill, 2003 : 103
[3] Bovee and Thill, 2003 : 31
[4] Ibid, hal 136